PURWASUKA - Gorengan bala-bala masih menjadi menu takjil favorit bagi hampir seluruh warga Jawa Barat, termasuk di Kabupaten Purwakarta.
Bahkan, di Kabupaten yang dipimpin oleh Bupati Anne Ratna Mustika ini ada satu gorengan bala-bala yang sudah melegenda yakni bala-bala Ceu Popon.
Bala-bala Ceu Popon ini sudah ada sejak tahun 1980-an. Lokasi jualannya di Jalan Jalan Taman Makam Pahlawan, Kelurahan Nagri Kaler, Purwakarta tepatnya di dekat pertigaan patung enggrang.
Selain bala-bala, Ceu Popon juga menjual aneka gorengan lainnya yakni gehu, goreng tempe, pisang goreng dan lain sebagainya. Yang menarik adalah, gorengan ini dijual sepaket dengan bumbu rahasianya yang tidak berubah sejak puluhan tahun.
Baca Juga:Jadwal Siaran Langsung Kualifikasi EURO 2024: Inggris vs Ukraina hingga Luksemburg vs Portugal
Pemilik Bala-bala Ceu Popon, Popon Helawati mengatakan, usaha gorengannya ini pertama kali dirintis oleh kedua orang tuanya yakni Emak Pioh dan Abah Nana Rohana pada tahun 1982.
Ketika itu, almarhumah orang tuanya bersama suaminya berjualan di sekitar jalan Taman Makam Pahlawan.
“Orang tua mulai jualan tahun 1982. Saya generasi kedua,” katanya melansir dari Jabarnews.com.
Secara umum, bala-bala, gehu dan goreng tempe yang dijual keluarganya sama saja seperti gorengan lainnya ketika pertama kali berjualan. Terbuat dari bahan seperti terigu, kol, wortel, daun bawang, seledri, dan tepung terigu.
Hanya saja memang bentuknya sudah mini sejak dulu. Kemudian yang membedakan dan menjadi ciri khas adalah bumbu kacangnya. Ada perpaduan rasa asam, manis dan pedas.
Baca Juga:Namanya Masuk Bursa Cawapres Anies, Segini Harta Kekayaan Khofifah Indar Parawansa
“Dari pertama memang sudah begitu bumbunya,” kata Ceu Popon sapaan akrabnya.
Sampai saat ini Bala-Bala Ceu Popon dikukuhkan menjadi semacam brand gorengan keluarganya. Mulai tahun 1990-an jualannya mulai dikenal masyarakat Kabupaten Purwakarta hingga sekarang.
Diakui Ceu Popon, tak sedikit orang yang sengaja datang dari daerah lain hanya untuk memuaskan lidahnya dengan rasa khas gorengan jualannya. Meski nyaris berusia tiga dekade, dirinya tetap menjaga kualitas jualannya.
Hal itulah yang membuat Bala-bala Ceu Popon tetap konsisten dengan gorengan mini dan bumbu khasnya. Kemunculan-kemunculan gorengan serupa sama sekali tidak menggerus peminatnya.
Hingga kini Bala-bala Ceu Popon khas Purwakarta itu masih menjadi salah satu kuliner buruan. Termasuk bulan Ramadhan, dimana menjelang buka puasa biasanya pembeli sampai rela antre.
“Kami mulai buka pada pukul 15.00 WIB hingga 03.00 WIB . Alhamdulillah dalam sehari bisa menghabiskan 60 Kg sampai 70 Kg tepung terigu. Dan sekarang dibantu tiga orang karyawan untuk membuat gorengan ini,” ungkap Ceu Popon.
Untuk yang ingin mencoba Bala-bala Ceu Popon, harus bersabar. Pasalnya sejak lapak dagangan dibuka, sudah banyak yang pesan hingga berujung antrian.