PURWASUKA - Di saat anak seusianya masih asyik bermain, Siswa Sekolah Menengah Pertama Negri Satu Atap (SMPN Satap) 2 Parungbanteng harus berjuang mencari nafkah.
Bocah yang baru berusia 14 tahun bernama Adria Hasanudin itu harus membagi waktu antara sekolah dan bekerja. Usai pulang sekolah, Adria langsung menggembala Sapi.
Adria mulai menggembala Sapi sejak kelas 5 Sekolah Dasar (SD), berawal ia memelihara sapi punya orang hingga ia mendapatkan bagian dan kini Adria sudah memiliki 4 ekor sapi kesayanganya.
Selepas pulang sekolah Adria bergegas mengeluarkan sapinya, tak peduli cuaca ia tetap semangat.
Baca Juga:Prediksi Dewa United vs Madura United di BRI Liga 1: Head to head, Susunan Pemain, Skor
"Sepulang sekolah saya langsung ngangon (Menggembala) sapi. Ada 8 Ekor sapi yang saya angon, empat punya saya dan sisanya punya orang lain yang dititip ke saya untuk di pelihara. Jadi gak bisa main kayak temen-temen kalau pulang sekolah karena harus ngangon sapi," ucap Adria, pada Rabu (1/2/2023).
Menggembala sapi setiap hari ia lakukan, sedangkan ibunya hanya bekerja kuli serabutan disawah, sedangkan Ayahnya sudah lebih dari lima tahun meninggal dunia karena sakit.
"Saya ngangon sapi selepas pulang sekolah, tapi kadang-kadang sapi saya bawa ke dekat lingkungan sekolah agar pas jam istirahat bisa saya awasi," ucapnya.
Menurut Adria semua ini ia lakukan demi bisa terus melanjutkan pendidikanya, setiap kebutuhan sekolah ia bisa menjual sapinya.
Remaja yang berdomisili di Kampung Cibodas Desa Parungbanteng, Kecamatan Sukasari itu merupakan anak kedua tiga bersaudara dari pasangan Anah dan almarhum Hasan.
Baca Juga:Simak! 5 Tips Memakai Parfum agar Tahan Lama dan Wangi Seharian
Setiap hari, Adria menggembala sapi dengan mengenakan seragam sekolah. Meski begitu, dirinya tidak malu.
Bahkan menurutnya, kegiatannya menggembala sapi justru mendapat banyak dukungan termasuk dari teman-temannya.
"Saya tidak pernah merasa malu, apalagi teman-teman bahkan guru di sekolah memberi jempol, karena saya mau berusaha untuk membantu orang tua," ucap Adria.
Lanjut dia, menggembala sapi juga sangat menghasilkan. Sapi tergolong hewan yang jinak dan bisa menurut kepada pemiliknya. Sapi merupakan hewan yang mudah dirawat dan digembala.
“Ini sudah menyatu dengan perjalanan hidup saya. Apalagi saat menemani sapi cari makan rasanya sudah bahagia,” terangnya.
Terpisah, Kepala SMPN Satap 2 Parungbanteng, Mokhamad Aripin mengatakan, kegiatan ini merupakan wujud penerapan kebijakan Pendidikan Vokasional, pendidikan diluar lingkungan sekolah yang menunjang kemampuan diri.
"Saat ini jarang menemukan anak-anak mau menggembala hewan ternak. Biasanya anak-anak seusia Adria itu pulang sekolah terus bermain," ucap Pria yang akrab disapa Kang Ipin.
Kang Ipin menyebut, ketika anak-anak menggembala hewan ternak milik tetangganya ini, proses pembelajaran seperti ini sangat penting agar generasi muda terlatih mengolah sumber-sumber ekonomi sehingga dapat melahirkan nilai tambah bagi diri dan keluarganya.
"Kelak anak-anak seperti Adria ini dapat menguasai sumber daya yang mereka miliki baik hari ini maupun kelak di masa depan. Pasalnya, memelihara hewan ternak sering mendatangkan kesenangan tersendiri bagi seseorang. Tentu saja tidak hanya sekadar memenuhi kesenangan, memilihara hewan ternak juga akan bernilai ekonomi dalam bentuk investasi jangka panjang," ucapnya.
Kang Ipin menambahkan, bagi anak yang masih duduk di bangku pendidikan, memelihara hewan ternak semisal kambing ataupun sapi, sesungguhnya menjadi salah satu media pembelajaran objektif dan terpakai.
"Anak dapat belajar menyalurkan hobinya, sekaligus belajar mencari uang dalam bentuk investasi jangka panjang dan tentunya juga melatih sang anak untuk hidup mandiri. Oleh sebab itu, dapat dikatakan bahwa belajar memelihara Sapi dan hewan ternak lainnya merupakan media untuk melatih kemandirian anak," kata Kang Ipin.