BANDUNG - Tahanan militer supermaximum security (SMS) di Markas Pomdam III/Siliwangi, Kota Bandung, Jawa Barat, resmi dioperasikan. Peresmian langsung dilakukan Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Dudung Abdurachman.
Menurut Jenderal Dudung, dengan beroperasinya rumah tahanan militer ini, berarti TNI Angkatan Darat (TNI AD) resmi memiliki dua tahanan dengan tingkat pengamanan Supermaximum, yakni di Pomdam III/Siliwangi dan Pomdam Jaya.
"Artinya, saat ini TNI AD sudah memiliki dua instalasi tahanan sejenis, yaitu di Pomdam Jaya dan Pomdam III/Siliwangi," kata Dudung mengutip Antara, Senin (29/8).
Diketahui, rumah tahanan militer dengan tingkat keamanan supermaksimal tersebut merupakan hasil penguatan dari Rumah Tahanan Pomdam III/Siliwangi yang sebelumnya memiliki tingkat keamanan reguler.
Baca Juga:Mentan RI Kunjungi Tempat Pembibitan Tanaman Kopi di Garut
Dudung lalu menyampaikan apresiasi usai rumah tahanan militer milik Pomdam III/Siliwangi menjadi semakin modern dan canggih.
Dia menyatakan bahwa perkembangan teknologi informasi dan komunikasi berjalan dengan cepat. Oleh karena itu, TNI AD perlu meresponsnya.
Dudung menilai penguatan rumah tahanan militer Pomdam III/Siliwangi menjadi rumah tahanan dengan keamanan supermaksimal bisa jadi salah satu jalan dalam mengimbangi kemajuan teknologi saat ini.
Dudung juga berpesan agar rumah tahanan ini dapat dimanfaatkan dengan sebaik mungkin oleh Pomdam III/Siliwangi sebagai fasilitas modern berbasis teknologi informasi, sekaligus untuk membina para personel TNI AD yang memiliki permasalahan hukum dan harus menjalani masa tahanan.
Diketahui, penjara militer ini dilengkapi teknologi canggih dari segi keamanan, tetapi tetap manusiawi. Ruang tahanan super maximum security yang dibangun di Markas Pomdam III/Siliwangi, Jalan Jawa Nomor 11, Kota Bandung itu dilakukan sebagai penguatan instalasi tahanan militer POM Angkatan Darat (AD).
Baca Juga:Kapolres Purwakarta Peringatkan Anggotanya Tidak Terlibat Kejahatan
Instalasi tahanan militer ini dibangun di atas tanah seluas 2.610 meter persegi yang dilengkapi 92 unit CCTV berbasis teknologi artificial intelegence (AI).
Selain itu, instalasi tahanan militer ini akan terintegrasi dan terprogram, termasuk dalam hal penguncian dan penerangan masing-masing ruangan. (*)